Kamis, 31 Mei 2012

Persuasi Politik Indonesia



PEMBAHASAN
Pengerian dan Karakteristik
Pengertian:
     Persuasi adalah suatu tindakan yang berdasarkan segi-segi psikologis, yang dapat membangkitkan kesadaran individu. (Oemi Abdurrachman, MA, 1989: 62).
Persuasi adalah usaha yang didasari untuk mengubah sikap, kepercayaan, atau perilaku orang melalui tranmisi pesan (Dan Nimmo, 1993: 119).


 
Karakteristik
1.      Persuasi biasanya melibatkan tujuan atau persuasi adalah komunikasi yang bertujuan atau berkepentingan.
2.      Persuasi itu bersifat dialektis, artinya persuasi adalah proses timbale balik yang di dalamnya komunikator dengan sengaja atau tidak, menimbulkan perasaan resonsif kepada orang lain.
3.      Bentuk tanggapan dan yang paling kentara ialah tindakan-tindakan berisi ungkaan opini yang merefleksikan perubahan dalam persesi, kepercayaan, nilai dan pengharapan.

PERSUASI POLITIK SEBAGAI PROPAGANDA 
·         Propaganda sebagai komunikasi yang digunakan oleh suatu kelompok terorganisasi yang ingin menciptakan partisipasi aktif atau pasif dalam tindakan-tindakan suatu massa yang terdiri dari individu-individu, dipersatukan secara psikologis melalui manipulasi psikologis dan digabungkan di dalam suatu organisasi. (Jacques Ellul, 1993:123)

Ciri-ciri propaganda:
1.      Komunikasi satu kepadap orang banyak
2.      Beroprasi  terhada orang-orang yang mengintifikasikan diri mereka sebagai anggota kelomok.
3.      Sebagai mekanisme control social dengan menggunakan persuasi untuk mencapai ketertiban.

·         Jadi propaganda adalah suatu syarat mekanisme kontrol sosial dengan menggunakan lambang untuk meningkatkan ketertiban sosial melalui kepercayaan bersama, nilai yang diakui bersama, dan pengharapan yang saling lingkup.

 Tipe-tipe proaganda
a.      Propaganda yang disengaja yaitu dengan sengaja mengindoktrinasi komunikan dengan pandangan-pandangan tertentu. Contoh: Guru ekonomi dengan sengaja mengidoktrinasi siswa dengan pandangan Marxis.
b.      Propaganda yang tidak disengaja, yaitu jawaban spontan dari suatu pertanyaan dengan menunjukkan segi-segi positif dari suatu pandangan tertentu. Contoh: ketika guru ekonomi menjawab spontan pertanyaan siswanya dengan menunjukkan segi-segi positif ajaran Marxiz.

Leonard Doob membedakan propaganda menjadi:
1.  Propaganda yang tersembunyi, yaitu propagandis menyelubungi tujuan yang sebenarnya. Misalnya ketika seorang presiden menyelenggarakan konferensi pers dengan cara mengembalikan pertanyaan wartawan agar menguntungkan baginya.
2.   Propaganda terang-terangan menyiapkan tujuan yang sebenarnya. Contoh : ketika kandidat anggota DPR secara terang-terangan berusaha memperoleh suara dalam pemilu Jacques Ellul membedakan propaganda menjadi:
§  Propaganda politik, yaitu propaganda yang melibatkan usaha-usaha pemerintah, parpol atau golongan yang berpengaruh untuk mencapai tujuan strategis atau taktis.
§   Propaganda sosiologis, biasanya kurang kentara dan lebih berjangka panjang. Melalui propaganda ini orang disuntik dengan suatu cara hidup, suatu ideologi berangsur-angsur merembes ke dalam lembaga politik, sosial dan ekonomi.
§   Agitasi, berusaha agar orang-orang bersedia memberikan pengorbanaan yang besar bagi tujan yang langsung, dengan mengorbankan jiwa mereka dalam usaha mewujudkan cita-cita.
§  Integrasi menggalang kesesuaian di dalam mengejar tujuan-tujuan jangka panjang. Melalui propaganda ini orang-orang diharapkan mengabdikan diri mereka kepada tujuan-tujuan yang mungkin tidak akan terwujud dalam waktu bertahun-tahun, bahkan selama mereka hidup.
§  Propaganda vertikal, penebaran imbauannya ditujukan satu kepada banyak dan terutama mengandalkan media massa
§   Propaganda horizontal, imbauannya lebih banyak melalui komunikasi interpersonal dan komunikasi organisasi ketimbang melalui komunikasi massa- misalnya anjang sono (canvassing), pelatihan kader partai dsb.

PERSUASI POLITIK SEBAGAI PERIKLANAN
     Periklanan ditujukan kepada setiap individu yang anonim, hubungan antara iklan denngan calon pembeli adalah hubungan langsung-tidak ada organisasi atau kepemimpinan yang seakan-akan dapat mengirimkan kelompok pembeli itu kepada penjual. Akan tetapi, setiap individu bertindak berdasarkan pilihannya sendiri. Periklanan dapat dibedakan menjadi periklanan komersial dan periklanan non komersial. Periklanan politik termasuk ke dalam periklanan non komersial. Periklanan politik ialah periklanan citra, yaitu imbauan yang ditujukan untuk membina reputasi pejabat pemerintah atau menghendaki menjadi pejabat pemerintah; memberi informasi kepada khalayak tentang kualifikasi, pengalaman, latar belakang, dan kepribadian seorang politikus, dan meningkatkan prospek pemilihan kandidat atau mempromosikan program dan kebijakan tertentu, misalnya iklan tentang pemilihan umum, dll.          

PERSUASI POLITIK SEBAGAI RETORIKA.
                 Retorika adalah komunikasi dua arah, satu kepada satu, dalam arti bahwa satu atau lebih (seseorang berbicara kepada beberapa orang maupun seseorang berbicara kepada seseorang) Masing-masing berusaha dengan sadar untuk mempengaruhi pandangan satu sama lain melalui tindakan timbal baik. Retorika politik adalah suatu proses yang memungkinkan terbentuknya masyarakat melalui negosiasi, yang berbeda dengan propaganda yang melibatkan mekanisme kontrol sosial dan periklanan mengandalkan keselektifan konvergen.
TIPE-TIPE RETORIKA POLITIK 
Aristoteles mengindentifikasi tiga cara pokok: 
1.      Retorika liberatif, dirancang untuk mempegaruhi orang-orang dalam masalah kebijakan pemerintah dengan menggambarkan keuntungan dan kerugian relatif dari cara-cara alternatif dalam melakukan segala sesuatu. Fokusnya pada yang akan terjadi di masa depan, jika ditentukan kebijakan tertentu. Jadi si orator menciptakan dan memodifikasi pengharapan atas ihwal yang akan datang.
2.       Retorika forensik adalah yuridis. Ia berfokus pada apa yang terjadi pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak bersalah, pertanggungjawaban atau hukuman dan ganjaran. Settingnya yang biasa adalah ruang pengadilan, tetapi terjadinya di tempat lain, contohnya adalah pemeriksaan kasus pelecehan seksual dari presiden Clinton.
3.      Retorika demonstratif, adalah wacana yang memuji dan menjatuhkan. Tujuannya untuk memperkuat sifat baik dan sifat buruk seseorang, suatu lembaga, atau gagasan. Contoh: kampanye politik dan dukungan editorial dari surat-kabar, majalah, televisi danradio terhada seseorang kandidat anggota parlemen.
TEKNIK PERSUASI POLITIK
      Lembaga untuk analisis propaganda, menurunkan tujuh sarana untuk merangkum berbagai teknik propaganda terpenting untuk memanfaatkan kombinasi kata, tindakan, dan logika untuk tujuan persuasif:
1.      Penjulukan (name calling), yaitu memberi label buruk kepada gagasan, orang, objek, atau tujuan agar orang menolaknya tanpa menguji kenyataannya terlebih dulu.
2.      Iming-iming (glittering generalities), yaitu dengan menggunakan “kata yang baik” untuk melukiskan sesuatu agar memperoleh du’kungan, tanpa menyelidiki ketepatan asosiasi itu. Contoh: koperasi merupakan “sokongan guru” ekonomi pancasila.  Generasi muda sebagai “pewaris masa depan “, dll.
3.      Transfer, yaitu mengidentifikasi suatu maksud dengan lambang otoritas. Contoh: H.M. Soeharto telah memenuhi syarat untuk diangkat menjadi presiden ketujuh kalinya, demikianlah ujar Ketua Umum Golkar.
4.      Testimonial, menggunakan ucapan yang dihormati atau dibenci untuk mempromosikan atau meremehkan suatu maksud. Sarana yang paling mudah kita kenal dalam dukungan politik oleh suatu surat kabar, oleh tokoh terkenal, dll. Contoh: Menolong masyarakat “jangan hanya memberi ikan”.
5.      Merakyat (plain folk), imbauan yang menyatakan bahwa pembicara berpihak kepada khalayak dalam usaha bersama yang kolaboratif. Misalnya, saya salah seorang dari anda, hanya rakyat jelata.
6.       Memupuk kartu (card stacking), memilih dengan teliti pernyataan yang akurat dan tidak akurat, logis atau tidak logis, dsb. Untuk membangun suatu kasus. Contoh: Apa yang saya ucapkan adalah “amar ma’ruf nahi munkar”, “orang bijak tepat bayar pajak dll.
7.       Gerobak musik (bandwagon technique); usaha untuk meyakinkan khalayak akan kepopuleran dan kebenaran tujuan sehingga setiap orang akan turut naik (turut serta). Contoh: dengan cara pawai atau arak-arakan dengan atau tanpa kendaraan dengan mengumandangkan yel-yel dan jargon.

GAYA PENYAJIAN RETORIKA
                    Selain gaya persuasif yang umum (gaya panas dan dingin) ada gaya retoris sbb:
1. Ekshortif: mendesak khalayak bahwa ada masalah, bahwa sesuatu harus dilakukan, dan bahwa mereka harus mengambil tindakan. Misalnya mendesak penyelesaian krismon.
2. Legal; menggunakan bahasa resmi yang melambangkan kesahihan dan kecermatan dll.
3. Birokratis; menggunakan jargon teknis, uraias yang berbelit-belit yang dikaitkan dengan     kaidah (aturan).
4. Tawar-menawar (negosiasi); memberi dan menerima kompromi, barter, balas jasa dan percakaan politik.
5. Teretutup/terbuka; mengacu kepada ucapan yang berhati-hati dan mengkontraskan efek dari komunikator politik. Contoh tertutup : kampanye suatu jabatan yang menyatakan masih ragu, sedangkan contoh yang terbuka adalah kampanye Jimmy Carter.
  
DAFTAR PUSTAKA
 Patmo Wahjono Nazaruddin Syamsuddin, 1988, Pengantar Ilmu Politik, Jakarta: Rajawali Pres .
Keith Faulks, 2010, Sosiologi Politik, Bandung: Nusa Media.
Catatan kuliah Jusuf Fadilah 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Free Air Plane Cursors at www.totallyfreecursors.com